Senator DPD RI Fahira Idris hadir dan Ikut Pelatihan SHIBORI “Kain Celup Jepang”.

Senator DPD RI Fahira Idris hadir dan Ikut Pelatihan SHIBORI “Kain Celup Jepang”.

Bang Japar kerjasama dengan Gemawira buat Pelatihan SHIBORI dengan narasumber Mpok rawati Moerid (Petenis Peraih 3 Medali Emas Sea Games). Tema kegiatan kali ini adalah “Pemberdayaan Wanita Berwirausaha dari Rumah”

Hadir Fahira Idris Senator DPD RI sekaligus Ketua Umum Bang Japar yang ikut Pelatihan Shibori, hadir juga Tokoh Tamu Bang Biem Benyamin di Mako Pusat Bang Japar, Jl. H. Saabun Nomor 20 Jatipadang Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Fahira Idris Ketua Umum Bang Japar yang juga Anggota DPD RI merasa senang Markas Bang Japar terus menjadi tempat yang bermanfaat untuk Kolaborasi kegiatan,

“Alhamdulillah, Markas Bang Japar ada pelatihan Shibori, ini unik untuk Srikandi Bang Japar dan para Perempuan yang senang dengan seni kain, karena dengan belajar Shibori bisa belajar mewarnai kain dengan seni ala Jepang. Semoga bermanfaat ini ilmunya buat menambah Rezeki pendapatan baru untuk dirumah masing-masing. Alhamdulillah juga hasil Pembuatan Kain Shibori hari ini cantik-cantik sekali”, ujar Fahira Idris.

Apa Itu Shibori?: Definisi, dan Proses Pembuatan

Apa itu Shibori?
Shibori merupakan kesenian dari Jepang, dimana sebuah pola pada kain diciptakan melalui proses pencelupan pada pewarna. Dasarnya pembuatan Shibori mirip seperti membatik, di mana beberapa bagian kain ‘dilindungi’ agar tidak terkena pewarna. Sehingga hasil akhirnya memberikan pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan ‘dilindungi’.

Pada pembuatan Shibori, ‘perlindungan’ pada kain dilakukan menggunakan teknik seperti melipat, melilit dan mengikat kain dan mencelupkannya pada pewarna, biasanya indigo. Bahan yang digunakan untuk mengikat kain tersebut akan menahan pewarna, sehingga daerah kain di bawahnya tidak akan berubah warna. Dengan metode seperti ini, tidak ada batasan pola yang dapat diciptakan, menjadikan setiap kain Shibori unik dari yang lainnya.

PROSES PEMBUATAN SHIBORI
Mulai dengan mencampurkan bahan pewarna atau indigo dye dengan air. Kemudian mulai melipat kain sesuai dengan pola yang diinginkan. Tali, karet atau balok kayu dapat digunakan sebagai ‘pelindung’ kain dari bahan pewarna. Kemudian basahkan kain dengan cara memasukan ke dalam air dan remas sisa air yang tertinggal.

Kemudian rendam di dalam pewarna, tahan hingga seluruh kain terendam namun tetap berada pada permukaan pewarna. Durasi perendaman akan mempengaruhi warna pada kain. Merendam dalam waktu singkat akan meninggalkan warna dengan garis tipis dan banyak area putih, sedangkan waktu yang lebih lama akan memberikan warna yang lebih gelap dan terserap atau bleeding ke daerah putih kain. 10 Menit merupakan waktu yang cukup untuk memberikan hasil yang baik.

Setelah itu angkat kain dan biarkan mengering oleh udara untuk beberapa saat, hal ini akan membuat pewarna mengoksidasi dan mengeluarkan warna yang diinginkan. Lalu, lepaskan segala karet, tali atau hal-hal lain untuk membuat pola dan bilas dengan air, serta jemur hingga kering.